in

Morfologi Ikan Nila dan Klasifikasinya

Morfologi Ikan Nila
Morfologi Ikan Nila

Morfologi Ikan Nila – Dalam ilmu biologi, morfologi bisa diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas tentang struktur dan bagian tubuh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup tentu memiliki morfologi yang berbeda-beda. Seperti halnya pada ikan nila.

Di dalam artikel ini saya akan membahas secara lengkap tentang klasifikasi dan morfologi ikan nila.


Klasifikasi Ikan Nila


Ikan nila yang dalam bahasa latin Oreochromis niloticus, merupakan jenis ikan air tawar yang habitat aslinya berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya.

Bentuk tubuhnya memanjang dan pipih ke samping dengan warna tubuh kehitaman atau kemerahan. Populasi ikan nila sekarang menyebar di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis.

Pada daerah yang beriklim dingin, ikan ini tidak bisa hidup. Nilai konsumsi dari ikan nila cukup tinggi. Karena ikan ini mempunyai daging yang tebal dan enak.

Morfologi Ikan Nila

Ada 3 jenis ikan nila yang kita kenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino. Sedangkan klasifikasi ikan nila adalah:

  • Kingdom: Animalia
  • Filum : Chordata
  • Subfilum : Vertebrata
  • Kelas : Osteichtyes
  • Subkelas : Acanthopterygii
  • Ordo : Percomorphi
  • Subordo : Percoida
  • Famili : Cichilidae
  • Genus : Oreochromis
  • Spesies : Oreochromis niloticus

Morfologi Ikan Nila

Setelah mengetahui klasifikasi dari ikan nila, berikutnya adalah tentang morfologi ikan nila.

Ciri-ciri morfologis dari ikan nila yaitu berjari-jari keras, letak mulut subterminal dan berbentuk runcing serta sirip perut torasik.

Warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Pada bagian tutup insang berwarna putih. Sisik-sisik ikan nila ukurannya agak besar, kasar dan tertata rapi. Sepertiga sisik belakang menyelimuti sisi bagian depan.

Tubuh ikan nila mempunyai garis linea lateralis yang terputus di antara bagian atas dan bawah. Garis linea lateralis bagian atas berbentuk memanjang dimulai dari tutup insang sampai belakang sirip punggung.

Kepala ikan nila berukuran kecil dan mulutnya berada di ujung kepala serta memiliki mata yang besar.

Bentuk tubuh ikan nila ialah panjang ke samping dan memanjang. Terdapat garis vertikal pada tubuhnya sebanyak 9-11 buah dan pada sirip yang berjumlah 6-12 buah. Di bagian sirip punggung juga terdapat garis-garis miring.

Bentuk mata ikan ini menonjol dengan bagian tepi berwarna putih. Bila dibandingkan dengan ikan mujair, badan ikan nila relatif lebih tebal dan kekar.

Perbedaan morfologi ikan nila jantan dan betina bisa dibedakan dari lubang genital dan kelamin sekundernya.

Untuk yang jantan, selain dilihat lubang genitalnya, tubuhnya juga berwarna lebih gelap dengan rahang yang lebar ke belakang. Sedangkan pada betina bisa juga dilihat dari perutnya yang lebih besar.

Ikan nila ukuran kecil kebanyakan lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan salinitas bila dibandingkan dengan nila ukuran besar.

Pada umumnya ikan nila sangat tahan terhadap hama penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.

Baca Juga  Ikan Wader: Jenis dan 4 Manfaatnya yang Luar Biasa

Pertumbuhan Ikan Nila

pertumbuhan ikan nila

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran panjang atau berat dalam satuan waktu. Sedangkan pada suatu populasi pertumbuhan berarti dalam hal jumlahnya. Dan dalam individu, pertumbuhan yang dimaksud adalah bertambahnya jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis.

Selama masa hidupnya, ikan akan mengalami dua pertumbuhan, yaitu isometric dan allometrik.

Isometrik adalah pertumbuhan secara proposional dimana pertumbahan panjang tubuh diikuti pula dengan pertumbahan berat tubuh.

Allometrik adalah pertumbuhan sementara seperti penambahan berat badan karena pamatangan gonad.

Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, yakni faktor internal dan faktor ekternal.

Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh ikan. Seperti keturunan, umur, kemampuan mencerna makanan dan ketahanan tubuh.

Faktor eksternal

Merupakan faktor pertumbuhan yang berasal dari luar tubuh ikan. Contohnya faktor makanan, jumlah populasi, parameter lingkungan dan kandungan gizi makanan.

Pada ikan nila jantan, pertumbuhannya bisa mencapai 2,1 gram/hari. Sedangkan ikan betina hanya 1,8 gram/hari. Maka akan lebih hemat jika kita membudidayakan ikan nila jantan.

Pertumbuhan yang pesat, selain faktor kerja osmotik ikan yang rendah juga bergantung kepada efisiensi pemanfaatan pakan.

Misalnya saat curah hujan tinggi pertumbuhan tanaman air akan mengalami gangguan sehingga secara tidak langsung akan menggangu pertumbuhan ikan nila.

Ikan nila juga akan lebih cepat dalam pertumbuhannya jika dibudidayakan di kolam yang dangkal airnya. Ini disebabkan pertumbuhan tanaman air seperti ganggang lebih cepat jika dibandingkan di kolam yang dalam.

Selain itu menggunakan pupuk organik atau pupuk kandang saat pembuatan kolam juga mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan tanaman air. Yang dampaknya juga sama terhadap pertumbuhan ikan nila.

Habitat Ikan Nila

habitat ikan nila

Secara umum, ikan nila hidup di di perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk, rawa, saluran irigasi dan sawah. Kemampuan ikan nila dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan sangat baik.

Ikan ini mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga dapat dipelihara di dataran rendah yang berair payau dan dataran tinggi bersuhu rendah.

Ikan nila bisa hidup pada suhu 14-38 celcius, namun jauh lebih baik pada suhu 25-10 celcius dengan pH antara 6-8,5. Faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhannya adalah kadar garam dengan jumlah 0-29%.

Baca juga: Morfologi, Klasifikasi dan Jenis-jenis Ikan Mas

Sistem Reproduksi Ikan Nila

Ikan nila bersifat beranak pinak dan termasuk cepat dalam pertumbuhannya. Untuk mencapai umur dewasa, ikan nila butuh waktu 4-5 bulan dan akan mencapai pertumbuhan penuh untuk melahirkan sampai berumur 1,5-2 tahun.

Ketika sudah berumur lebih dari satu tahun, berat ikan nila mencapai 800 gram dan pada saat itu ikan nila snggup mengeluarkan 1200-1500 larva setiap kali memijah. Dan itu bisa berlangsung 6-7 kali dalam satu tahun.

Sebelum pemijahan, nila jantan akan membuat sarang berbentuk bulat dengan diameter yang sama dengan ukuran tubuhnya di dasar perairan. Dan akan menjaga daerahnya sendiri. Ikan nila jantan akan berubah menjadi agresif di saat musim kawin.

Baca Juga  Cara Membuat Galaxy Slime yang Bisa Langsung Kamu Praktekan

Kemudian ikan betina yang sudah siap memijah akan mengeluarkan telur-telur ke dalam lubang yang telah dibuat tadi.

Telur yang sudah dikeluarkan akan dibuahi oleh ikan jantan. Setelah proses pembuahan selesai, telur akan dikumpulkan oleh betina dan kemudian dierami di dalam mulut hingga menetas.

Proses pengeraman di dalam mulut memakan waktu antara 1-2 minggu tergantung suhu air di tempat pemijahannya. Setelah semua larva dilepas dari induk betina, dalam keadaan bahaya larva tersebut akan kembali ke mulut induk betina.

Secara teoritis, pemijahan ikan nila dapat dilakukan secara alami, semi buatan dan buatan.

Alami
Pemijahan yang dilakukan secara alamiah dalam wadah tanpa melakukan pemberian rangsangan hormonal.

Semi Buatan
Merupakan pemijahan yang dilakukan dengan proses rangsangan hormonal namun dalam proses ovulasinya terjadi secara alami di dalam tempat pemijahan.

Buatan
Merupakan pemijahan yang dilakukan dengan cara memberi rangsangan dan proses ovulasinya dilakukan secara buatan.

Untuk tujuan produksi, sebaiknya pemijahan yang dilakukan adalah alami dan semi buatan. Karena secara biologi dalam proses pemijahan lebih memungkinkan dilakaukan secara alamiah.

Pemijahan secara alamiah dilakukan dengan cara memasangkan induk betina dan jantan dengan perbandingan 3:1, dimana kepadatan dalam satu kolam terdapat 1-2 ekor induk betina.

Untuk mempercepat terjadinya pemijahan, sebaiknya dilakukan manipulasi lingkungan dengan cara pengeringan kolam, mengalirkan air baru ke kolam dan memberikan lumpur berpasir ke dasar kolam agar induk mudah dalam pembuatan sarang.

Morfologi Ikan Nila
Morfologi Ikan Nila

Memberi Pakan Ikan Nila Agar Cepat Besar

Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala (Omnivora), sehingga pakannya bisa berupa tumbuhan dan hewan. Larva ikan nila mengkonsumsi zooplankton seperti Rotifera sp., Daphnia sp., dan alga/lumut.

Ketika sudah dewasa ikan nilai bisa diberi pakan berupa dedek halus, pelet, ampas tahu, bungkil kelapa dan lain-lain.

Zonnevald et al. (1991) menjelaskan bahwa tingkat optimun protein dalam pakan untuk kebutuhan pertumbuhan ikan adalah 2-3 kali lebih tinggi dari hewan berdarah panas. Ikan nila membutuhkan protein dalam pakan antara 35-45 % dalam masa pertumbuhan.

Untuk tujuan budidaya, pemberian pakan ikan nila bisa dengan menggunakan pakan buatan (pelet). Ini dikarenakan di dalam pelet banyak terdapat protein, lemak dan karbohidrat yang telah di setting untuk kebutuhan ikan.

Selain itu, pelet juga mengandung vitamin, mineral dan berbagai zat lainnya. Dalam memberikan pelet juga harus diperhatikan kualitasnya, lebih-lebih jika pelet tersebut dibeli dari toko.

Hendaknya selalu memperhatikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan nila dan pakan tidak membahayakan bagi kehidupan ikan. Tidak mengandung racun, tidak mencemari lingkungan dan tidak berperan sebagai inang.

Demikian artikel tentang morfologi ikan nila. Semoga bisa bermanfaat buat kamu.

What do you think?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

GIPHY App Key not set. Please check settings

morfologi belalang

Morfologi dan Jenis-jenis Belalang Lengkap dengan Gambarnya

tekhnologi ramah lingkungan

Mengenal Teknologi Ramah Lingkungan dan Beberapa Jenisnya